Kamis, 22 Desember 2011

housemates 2nd ~ Find U Back ~

Yayaya, setelah utakatik otak, frustasi sampe ga mau ngelanjutin, pusing ama alur yang gue buat sendiri, dan segala macam cobaan hahahahah... cerbung ini gua lanjutin yahhh..... awalnya! jujur yaa Sebernernya gua bingung, copel Acha itu bagusnya siapa? Jadi ada sedikit perubahan di pasangan Acha nantinya,....hahahahahahhahahahah.... hope u like it ajalahh J
                     Housemates 2nd
                   ~Find  u back~
      Ada orang bilang, kalo kehidupan itu sebenernya seperti roda, ada saat kita diatas, mungkin bisa diartikan saat kita mendapatkan suatu kebahagiaan, tapi kehidupan bukanlah Roda yang berhenti pada titik atas, yang selalu nikmat, roda itu berputar, saat berada dibawah, di keadaan yang sangat terpuruk, mungkin kita akan berpikir, hal apa yang akan membawa kita pada puncak lagi, usaha apa yang akan kita lakukan,.......... Tapi bagaimana jika, keadaan terpuruk itu mengunci kita, tidak memberikan kesempatan bagi kita untuk menuju puncak lagi.... menjatuhkan kita dalam penyesalan selamanya. - Find U Back
“ mama “ hukuman telak bagi Alvin, ia sedari tadi hanya menunduk.
Plaakkk... tamparan keras berhasil mendarat di pipi Alvin, tamparan kekecewaan dari mama ke Alvin, Alvin meringis, tanpa perlawanan, pasrah, mungkin itu yang ia lakukan, kelakuaannya tak hanya melukai orang yang ia cintai, bahkan Ibu yang sangat mencintainya.
“ kenapa kamu lakukan itu vin, bagaimana jika papah tau ?” wajah sedih, mama menangis dan entah sudah tangisnya yang keberapa, semenjak mengetahui Putra bungsunya ini, menorehkan luka dengan perbuatan kejinya “ Ify hamil tante... ini anak Alvin “ kalimat itu terus membayang dipikiran Nyonya Angel..... (hadduuuu sorry ya, ceritanya rada Fron+tal , , , hahaha)
.............................
#Now
Acha menguping, memasang telinganya seawas munking, ia ingin tau apa yang sebenarnya, Papah, Oma, dan Tante Ify bicarakan, yang pake teori telungkupin gelas ke tembok, yoga yang katanya bisa ngebaca kata hati seseorang, yang dia harap bisa baca kata hati papahnya, solanya dari tdi Cuma tampang papah yang muram durja, tapi semua itu GATOT... bukanya bisa baca pikiran atau denger omongan mereka, dia malah sial sendiri, First
Acha ngambil gelas yang paling gede di dapur, dia pepetin ke tembok, yang di ruang sebelahnya Papah, oma, dan tante Ify, ngobrol, ga taunya tu tembok banyak semutnya, alhasil kuping Acha bukannya tambah jelas dengernya, malah tambah butek kaya tv rusak, gagal.
“ aaahhh, apaan ni dikuping gue, kok ngigit sih, huaaaa semut merah.. aaaa mbak Tri” tereak Acha sambil berlari kedapur
Tapi bukan Acha namanya kalo udah nyerah, dia pake cara yang ga membahayakan kali ini, dia pake cara yang ga sengaja di ceplosin sama pembantunya, mba Tri, (kaga ada nama lain, jd kaga papakan kalo pake nama temen gue) yang kadang gilaknya melebihi Acha!
“ yoga bisa baca pikiran orang Cha, coba aja siapa tau bisa baca pikiran papah” Acha manggut2
“ tapi harus di tempat yang sepi “ Acha melongo blah bloh “ hoh ? kuburan ?” jawab Acha
“ bisaa!! Tapi cari tempat yang deket2 sini aja deh “ saran mba Tri makin ngawor
“ emang di sekitar komplek sini ada kuburan yaaa mba?” mba Tri geleng2 sama kesablengan Acha, dan langsung menjauh dari Acha menuju wilayah tercintanya lagi (dapur cantik *eh), pikiran Acha melayang menuju tempat yang menurutnya sepi dan cocok buat semedi modern (yoga), tatapanya menuju kolong meja makan yang kelihatannya adem + sepi ( yaeyalah, yang ada palingain Cuma kecoa aja).......... sekarang Acha udah asyik bersila di kolong meja makan itu, sampai datangnya seekor nyamuk, menggigit pipinya, Acha nabok kasar nyamuk itu lagi (dead). tapi seperti kata pepatah mati satu tumbuh seribu, tapi yang ini mati satu, datang beribu... brrrrr, ga tau kenapa mungkin tuh familynya nyamok, mau bales dendam sama Acha, sampai2 Acha kalang kabut sendiri dibawah kolong meja,..
“ isssshh, ni nyamuk ganggu gue semedi,, eh yoga aja sih, huusshh2 sono lo pegi pada, jangan ganggu misi penting gue “ Acha ngomel2 ga karuan ma nyamuk2 itu, tapi kayanya emang bener itu big familynya nyamuk yang udah almarhum tadi, nyamuk2 itu semakin brutal menggigiti Acha, Acha kaya madu di urung tawon jadinya... Plakk... tabokan penuh nafsu Acha melesat mengenai, nyamuk yang udah kenyang ngisep darahnya,
“ gue udah peringatin yaaa ama kalian semua, gue bisa aja bikin kalian semua almarhum, sekali tabokan,...!!” Ancam Acha kayanya (gilak, gue emang tega yaa, bikin Acha gilak, maaf yaaa Cha), kaya moto Acha belum nyerah kalo rencana belum berhasil, nyamuk2 itu tetep aja asyik nyiumin, bagian tubuh Acha (waaaaawww, Tubuh? Acha?, bayangin bareng2 yukk!!), Acha meringis pasrah sambil nabokin satu persatu, nyamuk2 nakal itu (eh, kok bari tadi kita bahas nyamok gini, dasar penulis amatiran!)
“ HUUAAAAAAAAA” ....BRAAAKKKKK (suara meja jatoh) Acha meringis kecil, kepalanya terasa berdenyut keras
“ kok ada burung sih diatas kepala gue ? “ guman Acha, Alvin, Oma, Dan Ify, yang mendengar suara keributan dari arah dapur
“ Acha” Acha menengok arah suara itu, Papah! Semua menatap Acha yang berada diantara meja yang berantakan itu. Oma mendekati Acha, wajahnya Khawatir, ia menuntun tubuh cucu tersayangnya itu untuk bangun, Acha membersihkan tubuhnya yang sedikit kotor, terkena makanan yang memang tadinya berada diatas meja, Oma membelai rambut serta pipi Acha
“ kamu gapapa Cha? “ tanya oma, Acha menggeleng, Oma memeluknya, erat..
“ beginilah cara seorang ibu melindungi anaknya, bukn pergi dan meninggalkannya, tanpa perduli apa dia membutuhkanmu atau tidak, beginilah ibu yang mencintai putrinya, tak perduli apapun yang terjadi,apapun yang dia perbuat, yang dilakukan hanya memeluknya ketika dia membutuhkan, itulah ibu... “ mata Ify, berkaca ketika mendengar kalimat yang baru saj keluar dai mulut Oma, hatinya tergores, apa yang dikatakan oma memang benar, ‘ bukan seorang ibu, kalau dia tinggalkan anaknya, dan bukan seorang ibu jika tak merasakan apapun saat anaknya terluka, kita punya ikatan batin yang sangat kuat...... apakah itu berlaku untuk saat ini ‘. Alvin menatap Ify yang sudah menunduk, ia tau dengan pasti, ‘dia terluka, dan itu salahmu’...... I want repeat a Time
Acha menatap omanya, ayahnya, serta Ify bergantian, ia benar2 merasa dipermainkan oleh mereka, Ibu.. mereka selalu menyebut kata itu, tanpa menjelaskan padanya apa maksud dan artinya.
“ bukan sepertimu yang tinggalkan dia demi kehidupan normal-mu sendiri, bukan seperti ini, saat kamu menyesal baru kamu kembali, bukan saat kamu biarkan air matannya jatuh mengetahui kebenaran” Oma terus melanjutkan kalimatnya, tanpa tau perasaan Ify. Air matanya mulai tumpah. My Fault.
“ mama, cukup ma! Ini udah cukup” Alvin mulai bersuara setelah sedari tadi hanya diam
“ ini juga berlaku buat kamu Alvin, kamu tau, sampai saat ini mama masih tidak bisa memaafkan  kamu!” jawab Oma, di matanya terlihat genangan air yang siap untuk tumpah. Alvin terbelalak , “ Not Forgive “ ia ikut menunduk. Seperti Ify yang menyembunyikan tangisnya
“ maksud Oma apa?” tanya Acha polos, Oma semakin memeluknya erat, tangis yang tertahan pun tumpah
“ kenapa kalian sakiti perasaan cucuku” isak Oma, Alvin mengangkat wajahnya, menatap Acha
“ Acha, Dia mama kamu.........” Deg-
## skip
Kita ga bisa terus ada di bayang2 kesalahan masalalu, kalo mau tau gimana kebenaran tentang masa depan dan kehidupan kita nantinya.
“ mama! Mama Acha Cuma satu, dan itu adalah mama” Acha meratapi langit malam yang sepi tanpa ada satupun cahaya kecil yang mewarnainya, from this window, i hope God can listen my pray’
“ Cha “ Acha menoleh arah suara itu, lalu kembali membuang wajah menatap langit, itu papah, orang yang sejak tadi memang ia jauhi, bukan tanpa alasan, Acha begitu karena akhirnya ia mengerti, hal apa yang mereka bicarakan sejak kemarin, akhirnya ia tau, bahwa ibu kandungnya masih hidup, dan dia adalah tante Ify, orang yang tiba2 saja muncul dan membawa kabar mengejutkan dihidupnya, akhirnya ia menyadari, bahwa memang dia pantas marah.
Alvin menghela napas, ia sadar memang ini sepenuhnya adalah kesalahannya, dari awal kedatangan Ify, memang sudah membuatnya harus siap disalahkan, ia berjalan pelan mendekati putrinya yang tengah duduk termenung dengan wajah masam, menusuk hatinya.
“ Cha, kamu boleh marah sama papah, papah tau, papah emang salah, kamu boleh cuekin papah, kamu boleh pukul papah, papah terima semua itu Cha... asal kamu mau maafin papah” mohon Alvin yang sudah berdiri disamping Acha, wajah piasnya, terlihat begitu kontras, wajah lelah, wajah tak berdaya, dan wajah khawatir, terus membayang. Ia sangat tau bagaimana tipikal putrinya itu, ini akan bertahan berhari2.
“ Cha, maukan maafin papah” mohon Alvin sekali lagi... namun Acha tak kunjung memberi jawaban, jangankan jawaban, bicara saja tidak.
“ yaudah kalo kamu belum mau maafin papah, papah keluar yaaa, night Cha, jangan tidur malem2 yaa, papah sayang kamu” Alvin berjalan menuju pintu, dan Acha dia menatap kepergian papahnya
“ Acha berhak marah pah!” ucapnya lirih
...............
“ kenapa kalian sakiti cucuku!”
“mamaaa.....!!”
“ sampai saat ini mama masih belum bisa memaafkan kamu!”
---
“ jauhi gue dari sekarang, kita bukan apa2 lagi!”
............ “ IFYYYYY” mimpi buruk lagi, Alvin mengatur napasnya yang berat, mimpi tadi, benar2 terbayang dalam pikirannya, ia menutup matanya, membiarkan semua terasa sedikit ringan, jujur saja ini, ia tak pernah inginkan ini! baginya , masalalu adalah masalalu dan tak perlu hadir lagi. Ia bahkan tak mengerti kenapa Ify datang disaat hatinya tengah berduka, baru saja orang yang mengisi hari2 dan hidupnya pergi, baru saja ia ingin membangun hidupnya lagi, yang sempat terpuruk untuk kedua kalinya, baru saja ia mengerti bahwa kebahagiaan adalah ketika kita tidak menyakiti siapapun, baru saja, dan itu kembali terhalangi, apalagi yang akan ia hadapi sekarang. Andai seseorang bisa memberitahunya (penulis pasti tau hahahahah), ia membuka matanya, mencoba bangun, lalu berjalan, ini bukan waktunya untuk bersantai, ada masalah yang menunggunya diluar sana (ciahahahah), langkahnya tiba2 terhenti, mata sipit (sumpah! padahal ga mau nulis kea gini) nya menemukan sesuatu, Figura yang berdiri tegak, di meja kamarnya, ia menatap lekat sosok yang tersenyum manis di foto itu.
“ haah” ia terkekeh “ apa kabar Shil?” benar, Alvin memang tengah berbicara pada foto itu, mungkin menurut pendapat sebagian orang ini terasa aneh (gila) tapi menurut mereka yang pernah kehilangan, ini terasa menyenangkan, berpikir bahwa kamu bisa berbicara dan mengadu pada dia yang telah pergi,. (hedeh bener2 mendrama ya gua-__-)
“ kamu tau ga, aku lagi sedih,! Ya, aku bener2 ga sanggup Shil, dia datang, masalah kembali datang,   dan jujur aku tidak sama sekali mengharapkannya, jangan pernah berpikir aku khianati kamu ya, aku hanya mencintai kamu!” Alvin mengecup bingkai foto itu, dan kembali meletakannya lagi.
...
“ Acha mana ?” tanya Alvin pada mba Tri yang lagi nyiapin makam, eh maksute makan.
“ uda berangkat mas, katanya mau sarapan disekolah aja” jawab mba Tri (hahahay Mba Tri)
Alvin diam, Acha belum memaafkannya
“ kalau begitu saya juga pergi” ucap Alvin seraya berdiri dari kursinya, tak sesuap pun makanan yang ia makan, semua dibiarkan begitu saja (MUBAJIIIIIIRRRRRR)
Mba Tri meratapi semua makanan yang telah ia buat dengan susah payah, “ semua ini akan menjadi breakfastnya bersama kucing, huhuhu”
#Stockholm shs
Teng... teng.. teng---- (bell yaa)
Bell sekolah berbunyi, tanda bahwa Tahun Ajaran baru di Stockholm shs telah dimulai, semua murid baru dan murid lama berkumpul, memang sudah menjadi tradisi(ceilehhhhh)  Masa Orientasi Sekolah atau biasa disebut MOS diadain lebih awal, sebelum libur kenaikan semester, jadi mereka para murid baru, juga bisa liburan dengan tenang tanpa mikirin MOS yang mengerikan (inget masa mos sendiri jadinya), semua murid berhambur jadi satu ditengah lapangan, menanti pengumuman, akan dikelas mana mereka belajar (cihyyyy)
*First
Semester 4
Semester ini setara sama tingkat XI SMA, cuman karena sekolahnya berevisi Asrama, jadi semua dihitung persemester, jumlah semesternya ada 6, disamain dari VII SMP s/d XII SMA, tapi kebanyakan dari murid jarang ada yang tinggal di asrama, mereka lebih memilih pulang dan balik lagi besok paginya, ya kecuali buat yang rumahnya emang jauh, mereka harus tinggal di asrama. 
Acha duduk termenung dibawah pohon mangga taman sekolahnya, tangannya Asyik ngerontokin daun2 yang ada didekatnya.
“ ACHIIIIIIIIILLLLLLLLLLLLLLLL” teriak seseorang tiba-tiba, Acha menutup kedua telinganya, “ cepah” lalu menengok kebelakangnya, ya memang benar dugaannya, dua gadis hitam manis tengah berjalan kearahnya, langkah yang begitu ceria. Acha menghela napas , Zeva, gadis yang memiliki rambut panjang paling bagus diantara ke3nya, langsung nabok paha Acha
“ Achill, gue kangen lo” teriaknya girang, sementara Acha terpengkal2 mengelus pahanya yang terasa begitu panas+perih
“ Busett, kira2 dong lo! lo kira paha gue adonan martabak apa, yang bisa ditabok sembarangan “ protes Acha, sementara Zeva asyik ngikik berduet sama Dea, temen Acha yang satunya lagi,
“ sorry Cha, wajar donk udah 3 bulan semenjak liburan semester kita gak ketemu!”
“ gue bukan guling yang bisa sembarangan lo tabok! Sakit tau!” omel Acha sambil manyun
“ ihhh kalian berdua ini emang ribut yaaa, helloooo, woiii inget kita udah semester 4, itu setara sama X SMA, lo berdua mau dibalikin ke PG lagi gara2 ribut mulu, jadi please stop omongan kalian, apa kata dunia kalo generasi mudanya kaya gini—“ Dea terus berkoar, ngalur-ngidul tanpa tujuan jelas, Acha sama Zeva langsung tutup kuping + kabur, kalo Dea udah ngeramal eh, ceramah pasti bakalan tahan sampai 2 jam non stop.
.... 20 menit kemudian
Jadi kita harus meninggalkan budaya remaja yang ga tau aturan, dan memulai hidup berkualitas, kalian ngertikan, J woii, ko pada diem???? “ Dea membalikan tubuhnya, kosong, ga ada orang
“ yaaahhh gue ditinggal” Dea langsung berlari, meninggalkan tempat memalukan itu, bayangkan sodara2 dari 20 menit yang lalu dia ngomomg sendiri, dengan berjuta tatapan aneh penduduk Stockholm shs (ngarangnya luarbinasa yaaa :D).
“ cepah, kira2 gimana yaaa, nasip Dea yang tadi kita campakan begitu aja” Acha nyenggol lengan Zeva yang lagi asyik makan tempe mendoan, lagi dikantin ceritanya. Kantinnya unik deh, kaya ruang makan masal, buat korban bencana, banyak banget kursi ama mejanya, terus tempatnya juga gede (ga kaya yang disekolah gue brrrr ~-,-) luas, ekstra cukup deh buat nampung orang banyak.
“ ahhh biarin dehh... empet gua denger khotbahan dia, secara dari eSeMPe, bisa2 leleh Cha kuping gue! Sekali2 gapapa Cha” ucap Zeva sambil ngelap bibirnya, yang penuh minyak gara2 tempe mendoan yang dia makan tadi
“ perasaan dari eSeMPe juga deh kita sering ninggalin dia waktu khotbah ‘o’ “ ungkap Acha sambil melongo.
“ ehehee” Zeva langsung nyengir kuda, “iyaya, gue ampe lupa, untung gue punya temen kaya elo, Thanks Cha” Zeva berhambur memeluk Acha, dengan! Ya dengan tangan yang masih super belepotan minyak bekas gorengan, Acha menyadari beberapa noda di baju seragamnya, langsung menatap ke kedua telapak tangan Zeva
“ AAAAaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.............. Zevaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” teriak Acha berhasil ngebuat seluruh perhatian pengunjung kantin waktu itu mengarah padanya. Zeva menutup telinga, dan menatap sekelilingnya, ‘ hedehhh Acha, bikin terkenal nih..!!” batinnya, masih menatapi satu persatu pungunjung kantin.
“ Gue bukan Zeva “ aku Zeva kepada seluruh pengunjung kantin Plus tampang sok meyakinkannya
“ ehh, lo bedua, kejem amat sih !!” Acha yang tadi masih sibuk ngebersihin bajunya langsung nengok ke arah sampingnya, udah ada orang berdiri dengan wajah cemberut, Dea! ya dia Dea... Zeva memperhatikan wajah Dea.
“ sorry De.. tadi kebelet pipis, jadi keterusan kekantin hahahaaaaaaaaaa” ujar Zeva disertai tawa beratnya. Dea mengerucutkan bibirnya, lalu menatap Acha yang hanya diam. Alisnya berkerut, bibir bawahnya pun ia gigit, tatapannya mengarah ke segerombol anak yang lalu lalang dipintu kantin yang menyerupai sebuah gerbang kecil itu, dengan cepat Dea menyenggol lengan Zeva, dan menunjuk Acha dengan dagunya.
“ Cha lo kenapa, kayanya gelisah gitu,... ada masalah?” tanya Zeva “ kalo lo ada masalah cerita aja sama kita Cha J “ Acha menatap dua temannya itu, senyum! Mereka berdua tersenyum, sebenarnya bisa dikatakan Acha itu pobhia sama Senyum, karena kalo liat senyum orang, Acha pasti akan langsung inget mama Shilla lagi, dan sekarang ia bukan hanya teringat Mamanya, tapi teringat akn seseorang yang baru saja hadir dihidupnya, orang bilang dia Ibu kandungnya, Acha menunduk lemah.
“ Cha, elo kenapa?” air wajah Zeva berubah, ia menyernyitkan alisnya.
“ Ibu gue” jawab Acha, sekarang mereka mengerti, apa yang sedang mrlanda Acha, walau tdk sepenuhnya mengerti, Mama! Mereka tau persis betapa sensitivenya Acha tentang mamanya, bahkan Zeva sudah bersumpah tidak akan mengungkit masalah ini lagi, dan Dea yang membungkam mulutnya, agar tidak mengucapkan kata2 yang mungkin akan menyakiti Acha, tapi sayang, hari ini mereka ingkari itu, ada hal yang memancing perasaan Acha
“ oke, kita ngerti ko Cha, relain Mama lo yaaa, dia ga mau liat lo terus2an gini!” Zeva mengelus pundak Acha, dan Dea yang mengangguk, setuju saja.
“ ini lebih dari itu Ze, ibu gue tenyata bukan mama yang selama ini ngerawat dan ngebesarin gue, mama gue itu—“ mata Zeva dan Dea membulat
“ maksud lo? Gue bener2 ga ngerti!” potong Zeva, Acha mendesah, melanjutkan kalimatnya
“ mama kandung gue ternyata bukan mama Ze, De... mama kandung gue orang lain!” jelas Acha
“HAPAH??!!” penjelasan Acha memang sukses membuat Zeva dan Dea berteriak heboh, kaget sudah jelas.
“ iya” jawab Acha lagi
“jadi mama lo yang sebenernya siapa Cha?” tanya Dea, shock! Sudah pasti, sebagai sahabat mereka pasti tau bagaimana perasaan satu sama lain, secara tidak sengaja ikatan batin akan muncul dalam persahabatan yang kuat.
“dia,... mantan Pacar, bokap gue waktu SMA....”, Zeva mencerna kata2 Acha  ‘mantan pacar bokap gue’ - , satu toyoran mendrat dipelipis Acha
“dasar Geblekk, lo ngomong, seakan2 dia calon emak tiri lo aja.... Acha! Dia ibu lo!, ibu kandung lo... gimana sih lo?!” Acha menggigit bibir bawahnya, emang bener sih apa yang udah Zeva bilang, tante Ify itu mamanya.... tapi ada saat dimana hal yang harus dirasakan bahkan tidak dapat kita raba sedikit pun!, dan itu ngebuat Acha ingin lari jauh aja dari kenyataan.
“mungkin lo bener, tapi gue mau jujur, ga mau bohong kalo gue ga mau merima mama lain selain ibu gue sendiri,.....” jawab Acha ” kenapa kenyataan itu ga seindah mimpi ?” ucap Acha lirih, matanya menerawang jauh ke masa2 bersama mamanya, Mama Shilla
"karena Tuhan meminta kita selalu menjelajahi dan membangun mimpi itu jadi kenyataan Cha... so! bawa mimpi lo jadi nyata...” Dea tersenyum, matanya berkaca2, Acha menatap keduanya, berpikir sebentar.
“ dia, ibu gue....” jawab Acha masam, wajahnya terlihat tidak suka dengan, proklamir dua temannya itu, Zeva dan Dea sepakat mengangguk
“Ck... ya udahlah mending kita masuk kelas aja deh” Zeva mehentikan pikiran Acha yang mungkin akan semakin negatif, just supaya Acha berhenti mikir yang engga2 aja.
“ ehh Zee.. tunggu!!” Acha menghentika Dea dan Zeva,
“ kalian janji dulu ama gue untuk gak ngomomg sama anak2 tentang hal ini!” tukas Acha, Zeva dan Dea berpandangan, lalu mengangguk setuju
“ makasih” ucap Acha dengan senyum manisnya
Cause life is never choose.....
“Acha pulang...” salam Acha, wajahnya tak berubah masih muram.
“Acha....” seseorang telah menunggunya, senyum manis tersungging begitu menawan, Acha memperhatikan orang itu, JLEBB.... perasaannya mencelos ketika menyadari, orang itu adalah Ify. Tanpa membalas apapun Acha berlari menuju kamarnya, hatinya cukup lelah untuk berhadapan dengan orang ini....
“ Acha” tangan halus itu, jemarinya hentikan langkah memburu, Acha berdiam ‘sabar Cha jangan nangis.. lo bisa.. please jangan didepan orang ini!’ Acha menguatkan hatinya sendiri
“mama mau bicara” ucap Ify lirih, tangannya msih memegang erat lengan Acha. Membawanya duduk disofa kulit  berwarna hitam pekat itu.
“mama,.... tau, mama emang ga pernah bisa untuk dimaafin, mama salah besar ninggalin kamu, tapi saat itu mama ga bisa lakukan apaun Cha, papah kamu setuju, dan itu memang piliahn terkhir kami, mama pergi bukan karena ga mencintai kamu, mama pergi bukan karena ga mau merawat kamu tapi-”
“CUKUP!”  Acha berdiri, berjalan menjauh, dipelupuk matanya ada bulir2 air yang menggenang, air matanya jatuh... Ify menatap Acha yang menangis didepannya, lalu mendekati sosok manis yang tersedu itu
" mama Acha cuma satu!" lanjut Acha lagi, Ify membelai lembut wajah putrinya itu
" mama, juga mama kamu Cha" ujarnya
"BUKAN! mana ada ibu yang tega meninggalkan anaknya sendiri" Acha berlari, membawa tangisnya. Meninggalkan Ify, sakit, Pasti, Ibu mana yang tidak merasa sakit, jika anak yang bahkan sangat ia cintai berkata bahwa ia bukan ibunya
SECOND.....
Kita emang harus selalu move on, karena kita ga bisa jalan, kalo terus stuck disatu tempat aja!”
Alvin menatap sekelilingnya, mencari sosok wanita ditengah keramaian orang berlalu lalang, jangan heran sekarang ini memang dia sedang berada, di pasar malam, pasar malam ini sudah ada sejak ia SMA,... matanya menerawang tiap detail sudut pasar malam itu, hingga matanya menemukan, seseorang, dengan celana bellel panjang berwarna hitam serta sweater ungunya, Akhirnya ketemu juga, ia tersenyum, berjalan mendekatinya, orang itu pun  menatapnya, senyum cerah mengmbang diantara keduanya.
“ udah lamaaa??” tanya Alvin pada seseorang itu
“baru aja kok” jawabnya, mata wanita itu masih fokus ke keramaian pasar malam.
“dulu kita sering kesini yaah” Alvin mengaburkan pandangan wanita itu, kini matanya fokus pada sosok Alvin yang  berdiri disampingnya
“ yaaa... dulu” jawabnya, kembali pada keramaian pasar, matanya tertuju pada sebuah komedi putar yang tinggi itu.
“ jadi! Hal apa yang mau lo omomgin sama gue?” tanya Alvin, yang ikut juga melihat komedi putar.
“Vin,...Lo tau ga, alasan utama gue kembali, gue kembali hanya karena gue pengen sama2 anak gue, kecuali dari itu, ga pernah terpikirkan sama gue, ..... tapi semakin gue pikir, anak gue sepertinya bahagia sama lo, tanpa gue, dia tumbuh jadi gadis yang baik dan cantik,... jadi kayanya, gue akan titipin  dia selamanya sama lo... niat gue untuk ngerawat dia hanya sebatas angan2 aja, dia benci gue “  ungkap wanita itu, yang tak lain memanglah Ify. Matanya mulai berair, cahaya lampu pasar malam menambah pancaran air yang menggenangi matanya. Alvin menghembuskan napasnya
“ gue akan kembali ke Aussie aja Vin...” ucap Ify lagi
" kita udah berusaha lakukan yang terbaik Fy, biarkan jalan yang menentukan takdir" jawab Alvin, merubah posisinya yang sekarang ada dihadapan Ify
" tapi gue mencintai dia, gue ga tahan waktu dia bilang mamanya cuma satu" Alvin mendekati Ify yang ada didepannya, lalu memeluknya, menangis, Ify menangis tersedu. ‘pelukan ini, pelukan yang masih hangat, sama seperti dulu, saat kami bersama,.... Tuhan, jangan biarkan masalalu sakiti kami lagi, semua salah kami, tapi ijinkan kami bahagia sekarang, dan tinggalkan masa kelam itu’
“ percaya deh! Bentar lagi pasti Acha mau nerima lo, dia cuman butuh waktu aja” Alvin mengusap lembut cairan air mata yang menjatuhi pipi Ify, senyumnya mengembang, manis, seperti itu kata orang.
.......
“ Masih salahkah aku dihadapanmu, masih perlukan hukuman dijatuhkan padaku, masih pantaskan aku menjalani kehidupan seperti biasa? Lakukan! Hukum aku jika itu memang yang kamu inginkan! Karena jujur itu lebih baik, daripada saat ini, saat air matamu kembali mengalir,saat aku hanya bisa menenangkan tanpa berbuat apapun”
####skip[[[
Acha lagi asyik ngelamun .... ngeliatin anak2 yang lagi asyik main basket di lapangan sekolahnya, matanya terpokus pada benda orange itu.sebenernya ga penting banget ngeliatin bola basket yang lari-lari dimainin anak-anak basket, tapi Acha emang lagi bingung mau ngapain, class met, berlangsung cukup lama yang Acha denger sih sampai 2 atau 3 hari lagi, makin bete Acha, mana Dea sama Zeva lagi asyik ngurusin ekstra baru mereka disekolah, Zeva yang masuk osis, dan Dea yang masuk jadi anggota mading sekolah. Jujur aja kalo masalah kaya gituan Acha emang dari jaman sekolah dasar paling ogah ikut, ujung2nya nyape2in diri sendiri aja! Itu pendapat Acha.
“ Chaaa” tiba2 aja Zeva datang, dan langsung duduk di samping Acha diikuti Dea yang sedikitnya berbeda dari Zeva, dia ngos2an dan memegang lututnya
“ gilak, lari lo cepet amat sekarang Ze...!!”  ucap Dea masih ngos2an, Zeva Cuma nyengir.
“guekan rajin jogging sekarang De” tambahnya
“pantes! Eh chaa... emmm lo udah tau belum, sekolah mau ngadain holly town di cibodas, sekolah kita punya asrama disana semua siswa dari semester 1 sampe 5, boleh ikut,... kecuali anak semester 6, mereka kan udah mau TIS ( Test Intelegent Study, #ngarang# sama aja kaya UAN)” ucap Dea tampak bersemangat
“ohyaa... waahh asyik donk, lumayan, ngilangin suntuk, kapan acaranya?” tanya Acha yang kayanya cukup antusias sama acara itu.
“1 minggu lagi Cha.. tapi, ada tapinya nih! Acaranya terbuka bagi siswa yang emang udah terdaftar di Stockholm shs, jadi lo harus bawa bukti, nah semua panitia sepakat buktinya itu ID Card stockholm shs, yang tiap semester dibagiin!, ehh lo udah ngambil ID-nya kan??” tukas dea, beserta cara2 ikut acara itu, Acha merogoh sakunya, mau ngambil sesuatu (hedeh kata ini lagi, syahrono banget ihh)
“udah,.. yang ini kan?” tanya Acha sambil nunjukin kertas kecil yang udah dilaminating rapi, berwarna merah muda itu.
“iyaaa yang itu, ati2 Cha jangan ampe ilang kalo lo mau ikutan acaranya” bisik Zeva tepat dikuping Acha. Acha kembali menaruh benda itu di saku rok biru keabu2annya itu, seragam stockholm shs emang unik, kaya baju anak smp, bedanya di kemejanya, warnanya bukan putih tapi, desert blue, trus roknya warna biru keabu2an, model rimpit, ada juga sih kemeja batiknya tapi dipke waktu hari jum’at aja.
“ iyaa beres... udah yuk balik kekelas, bosen gue liatin oren2 mulu dari tadi!” ajak Acha, Acha berjalan lebih dulu dari Zeva dan Dea
“ menurut lo, acara itu bakal rame gak” tanya Dea, wajahnya berpaling ke Zeva dan alisnya terangkat, Zeva mengangkat bahunya
“ tau deh.... firasat gue bilang, ini bakal jadi kejadian terumit dan terpanjang selama apa yang udah gue jalani sekarang ini” ucap Zeva. Yang sudah berlari ninggalin Dea
“ maksud lo??” tanya Dea, mengejar Zeva yang udah jalan sejejer sama Acha
~Aku Cuma mau bilang kalo “ MY FRIEND IS EVERYTHING “
*******
Acha menyibakkan poninya, udah hampir jam 00.00 dini hari, tapi rasa kantuk belum juga datng menghampiri tubuhnya, buku 509 halaman yang menurutnya mampu membawanya larut dalam mimpi pun tak juga mempan
“ heran, gue tadi emang minum kopi berapa gelas sih?,kopi papah serem amat!, Cuma seteguk aja bisa bikin gue ga bisa tidur gini!” Acha membanting dirinya sendiri di kasur birunya itu, matanya fokus kelangit-langit kamar yang dibikin mirip langit, ada gambar awannya, itu dulu ide mama (mama Shilla) waktu baru aja pindah kerumah ini.
“ Arrrgghh “ Acha mengeram, dan mencoba menutup matanya sedikit demi sedikit.
*******
“ Achaaaaa” Acha mencoba mengumpulkan kesadarannya, seseorang berhasil membuatnya bangun. Ya siapa lagi kalo bukan mba Tri.
“ Chaaaaaaaa, bangun! kamu kebo banget sih, udah jam 7 nih, mau sekolah nga!” omel Mba Tri sambil menyibak selimut Acha.
“ aduhh... iya-iya Acha bangun” dengan tubuh yang sempoyongan Acha mencoba berjalan ke kamar mandi
GUBRAAAKKK....
“ AWWW” teriak Acha dari dalem kamar mandi, mba Tri langsung ngikik
“mandinya jangan sambil merem Cha” ucap Mba Tri masih sambil ngikik
.......... 15 menit kemudian
“ lho, mba ... papah kemana??” tanya Acha yang tidak menemukan sosok yang biasanya lebih cepat absen dimeja makan untuk katakan ‘hadir’, Ya papah... papah emang selalu ajarkan Acha untuk sarapan pagi, Acha juga ga ngerti, papah udah kaya gitu dari dulu, kata mama, sebelum mereka menikah pun papah udah punya kebiasaan begitu, Acha sempet nanya sama oma, tapi oma bilang, papah kaya gitu semenjak SMP, tiba2 aja dia jd suka sarapan. Acha pernah tanya langsung sama papah, dan papah bilang itu adalah nasehat dari seseorang yang sampai saat in i membuatnya berpikir, kalo dia hany mencintainya” Acha mikir lagi, mungkin aja orang itu mama (mama Shilla), siapa lagi?, kalo soal cinta pastilah itu mama, tapi anehnya kenapa mama tidak ingat, bahakah sepertinya memang tidak tau. Tapi hari ini entah kenapa sosok yang gemar sarapan itu melewatkan moment favoritnya.
“ papah ada di apartemen mama” jawab seseorang dari balik dapur, Tante Ify, Acha menatap sosok itu. Untuk apa papah di apartemen tante Ify.
“sementara mama bakal tinggal disini, jadi papah kamu yang nempatin apartemen mama, gapapa kan kalo mama disini” Acha tau, tante Ify ingin agar Acha menerimanya.
“kenapa kalian ga tinggal bareng disini!” ucap Acha pelan, Ify menatapnya bingung
“ Acha, kamu taukan mama sama papah bukan suami isteri, kami tidak pernah menikah... jadi kami ga boleh tinggal bareng!”
“ya udah kalo gitu kalian nikah aja” ucap Acha yang  sekali lagi ngebuat Ify bingung + kaget.
“ maksu-- ” belum selesai Ify dengan kalimatnya Acha udah ngibrit berangkat ke sekolah
......
#pulang sekolah
“ kenapa gue tadi bisa sedekat itu sama mamah. .. ehh kok gue bisa panggil dia mamah? Apa rasa kehilangan gue yang terlalu besar sama mama Shilla yang ngebuat gue kaya gini, dan kenapa gue ampe bisa bilang kenapa mama sama papah ga nikah aja, ihhh bego! .... tapi jujur, perasaan gue tenang habis bicara sama mama tadi, kaya ada sesuatu yang akhirnya bisa gue ungkapin, yang membuat beban berat gue berkurang.” Acha terus memikirkan obrolan pertamanya tadi pagi dengan mamanya, matanya menatap jendela, dia habis pulang sekolah trus dijemput sama mang Dayat, supir keluarga yang emnag biasa ngater jemput Acha.
PLUKK
Tiba2 aja ada yang ngelempar ke dalam mobilnya pake kaleng minuman, Acha kaget, kepalanya muncul dari jendela mobilnya, tatapanya berkeliling, saat itu traffict lamp emang pas lagi merah, Acha sibuk mencari seseorang yang bisa disalahkan, tatapannya berhenti pada sebuah cagiva hitam, disana udah bertengger cowok yang keliatannya habis minum, bibirnya basah, tuduhan Acha langsung mengarah ke cowo itu. Tuduhannya semakin kuat saat ngeliat cowo itu ngelap bibirnya
“ HEH, lo ga punya etika ya, ga tau kalo ada aturan Dilarang buang sampah Sembarangan!” teriak Acha ke cowo itu, cowo itu ngerasa, langsung nunjuk kedirinya sendiri
“ Gue?” tanyanya masih bingung. Cowo putih berwajah tampan mempesona #alah
“ iyaa elo!!” tukas Acha masih ketus, alis cowok itu berkerut
“ napa?”ucap cowo itu masih bingung kenapa tiba2 saja wanita ini marah2 kepadanya.
“ masih nanya kenapa? “ jawab Acha makin ketus, “ elo kan yang udah gelempar kaleng bekas minuman ini ke dalam mobil gue” omel Acha
“ lempar kaleng minuman? Lempar kaleng minumam apa??” cowo itu kelihatan bingung
“ alah pake ngeles lagi lo, udah deh ngaku aja deh lo!!” omel Acha yang ngerasa dilawan balik sama orang yang udah jelas2 salah, menurutnya!
“ ehh asal lo tau aja yaa, gue gak minum apa2!! Jadi mana mungkin gue buang kaleng minuman!! Dalam mobil lo!!!” karena terus disalahkan atas kesalahan yang belum jelas, akhirnya kesabaran cowo itu habis, dia balik ngebentak Acha
untuk kejelasan aja yaa, sebenernya mereka berdua itu adu mulut pas lampu merah, dan bener aj sekarang mereka lagi jadi pusat perhatian orang2 yang kebetulan ada dijalan itu
“ ehh lo udah salah nyolot lagi!!” balas Acha tak mau kalah
“ elo yang nyolot, jangan mentang2 naik mobil lo pikir gue takut yaa!!” balas Cowo itu lagi, emosinya udah memuncak, Acha tak habis kata, ucapan Cowo itu dianggapnya sebagai tantangan, tak pikir panjang, takperduli saat ini ada dimana, Acha membuka pintu mobilnya dengan kasar
“ udah dehh Non, diemin aja” nasehat mang Dayat
“ Udah mang gapapa, Mang Dayat tunggu sini aja!” Acha melepas seatbeltnya, keluar dari dalam mobil, ia menghamiri laki2 yag berniat menantangnya tadi
“ jangan lo pikir gue juga takut!” hambur Acha dengan jarak yang lumayan dekat dengan cowo itu, sang cowo menstadartkan motornya, Acha sangat terkejut ketika tau tubuh laki2 dihadapannya ini melebihi dirinya, mungkin bisa dikatakan sangat jauh, terbesit rasa takut pada dirinya, mmbayangkan jika laki2 ini nekat memukulnya, bisa saja ia langsung pingsan, atau lebih parahnya Rumah sakitlah yang menghadangnya, namun ia segera menepis rasa takutnya, itu ga mungkin terjadi, ga mungkin cowok ini mukul dia ditempat umum kaya gini.
“ napa lo diem! Takut lo!!” bentak sang cowok lagi *cowok mulu*
“ Takut! dalem mimpi lo! Gue gak pernah takut sama Cowo Gak Punya Etika kaya lo!!” Bentak Acha balik, jari telunjuknya sudah beraksi
“ Lo! Punya bukti apa lo kalo gue yang udah ngelempar kaleng minuman itu!!?”
“ Gu—“ Acha menhentika kaliamatnya. ‘ gue ga mungkin bilang, gue tau karena ngeliat bibirnya yang basah, ntar gue dikira apaan lagi!’ batinnya
“ gue ngeliat” jawab Acha ngasal, ga mungki kan dia bilang firasat bisa habis Acha ama Cowo ini
“ ngarang amat lo!” balas sang cowok *ea yang mulai berjalan menjauh dan menuju motornya lagi, ada satu hal yang tidak Acha sadari sedari tadi, saat ini dimana dia berada, bunyi klakson menhambur berabu dengan suara mesin yang tak sabar untuk bekerja kembali. Acha masih memandang kepergian Cowok itu, bibirnya belum berhenti berkomat kamit, mungkin sudahn lebih dari seribu sumapah yang ia hujatkan pada laki-laki itu.
....... Tiiiiiiiiiiittttt , suara klakson beradu, menyadarkan Acha akan satu hal, ia menatap ke arah traffict lamp, dengan gugup ia menengok arah belakannya.
“ wooi kalo lagi belajar drama jangan ditengah jalan donk! Cari panggung sono!!” omel salah seorang pengendara, yang mengira Acha sedang latihan drama
“ maaf “  dengan langkah cepat ia segera menyngkir tak mau melihat dirinya sendiri teraniayaya oleh orang2 ini, ia menemukan mobilnya berada dipinggir jalan
“ jalan mang!” perintah Acha, mobil itu melaju cepat seperti tak ingin berada lama disana
***
Acha memasuki kamarnya dengan tergesa, ingin meluapkan amarah yang belum tuntas,
‘ cowo itu! Arrrgggh... sumpah kalo gue sampe ketemu lagi, bakal gue kawinin tu orang’ nazar Acha tanpa sadar
“ ehhh, kok kawinin! Botakin!, rebus, sate!! Arrghh otak gue jadi kaco gini! Jangan ampe deh gue ketemu lagi sama dia, cukup sekali dan untuk yang terakhir kalinya.”
........................##
Takdir emang ga ada yang tau, yah kecuali Tuhan! Jangan pernah main2 sama apa yang kita ucapin, karena suatu hari Tuhan bakal kabulin Ucapan yang bahkan gak pernah kita inginkan kenyataannya
Acha sedang berjalan santai di koridor sekolah, wajahnya nampak berseri2, pagi ini cukup mebuatnya bahagia, untuk pertama kalinya ia tau bagaimana masakan ibu kandungnya, dan untuk pertama kalinya ia bisa merasakan kasih sayang yang membuat semua beban beratnya hilang
BRUUKKK....                (sumpah yaa perasaan Acha jatoh mulu, amatiran gue T,T)
“ aaww’ pekik Acha keras, lututnya terasa sakit, ia menabrak seseorang
 “ ehh jalan pake mata donk lo!!” Acha mendengar seseorang sedang memarahinya, dengan cepat ia angkat wajahnya dan......
“ LO!” teriak Acha dan orang yang ia tabrak tadi
Yup.. orang itu adalah cowo yang kemaren debat sama Acha di jalanan *ngenes amat yak* Acha memandangi cowok itu, seragam... cowok itu memakai seragam yang sama sepertinya, yah tapi versi man-nya, pke celana, jelas! Kemeja, semuanya sama. ‘AAAAAAAAA’ teriak Acha dalam hati.
 “ Lo! Ngapain lo disini! Sial banget sih gue musti ketemu cewe strees kaya lo lagi!” tukas laki2 itu, Acha menatapnya
“ harusnya gue yang nanya! Nagapain lo disini!” balas Acha, keduanya terdiam, saling menatap
“ Jangan bilang lo sekolah disini!?”  ucap keduanya bersamaan lagi, mata Acha melotot, dugaannya 100% benar, hal yang ia takutkan menjadi kenyataan.
....................
Acha menjinjit-jinjitkan kakinya, ia menatap ke Asrama laki2 yang hanyaberbataskan gerbang lebar, alisnya berkerut, kakinya tak berhenti bergerak. Zeva dan Dea yang sejak tadi memperhatikannya, saling pandang dengan wajah bingung.
“ napa sih lo Cha, ngintip2 Asrama cowo, malu2in aja lo” Acha menatap kearah dua temannya, tapi kemudian kembali fokus ke aktivitasnya lagi, Ngintip Asrama Cowok, Zeva mengikutinya, berjinjit dan meliaht kearah yang sama.
“ apaan sih??” komentarnya penasaran, “ ada yang lo taksir ya” tanya Zeva kemudian
“ eng.. enggak kok!” jawab Acha
“terus lo ngapain ngeliatin mereka, kaya ga ada yang penting lagi aja!” Acha menatap Zeva
“ gue cuman lagi mastiin!” ucapnya, sontak membuat Zeva kembali penasaran
“ Apaan!” tanya Zeva antusias
“ cowo itu, yang tadi malem gue ceritain!” jawab Acha masih ngeliatin ke Asrama Cowo
“ cowo? Cowo yang udah ngebuat lo teriak2 dijalanan itu, yang ngelempar kaleng minuman kedalam mobil lo??” tanya Zeva yang sudah mengerti
“ iyaa” jawab Acha
“ kenapa cha, elo cerita jangan setengah2 donk” omel Zeva, Acha membalik tubuhnya menghadap Zeva
“ tadi pagi gue ketemu dia lagi Zee” jelas Acha, matanya membulat, wajah Zeva berubah serius
“ APA?” teriak Zeva dengan cepat Acha menutup mulut Zeva “ jangan keras2!” omel Acha
“ terus” tanya Zeva lagi mengecilkan suaranya
“ ternyata dia sekolah disini!!” jelas Acha, mata Zeva melebar, mulutnya menganga
“HAAH” Zeva menutup mulutnya sendiri
“ terus.. gimana?” tanya Zeva lagi
“ maka dari itu dari tadi gue disini, itu karena gue mau mastiin, kalo tadi pagi itu cuman mimpi, dan cowo rese itu gak sekolah disini!”--- Namun tiba2 sebuah suara mengalihkan perhatian Acha, ia tau betul suara ini.. dan arahnya dari lapangan basket Asrama cowo.... DEG... Acha melihat dengan jelas, seoarang laki2 sedang mengambil bola yang menggelinding dipinggir lapangan, dia....... wajah Acha memanas seketika, bukan mimpi, laki2 itu memang satu sekolah dengannya! Tubuhnya melemas, ia merosot, dengan rengekan
“ ehh Cha kenapa?”
..................
@perpustakaan
“ udahlah Cha, ga usah dipikirin.. enjoy aja, selama dia ga ganggu lo, lo ga usah mikir macem2 deh!” ungkap Zeva, Dea manggut setuju, Acha yang terus melungkupkan kepalanya diantara lembaran2 buku tebal itu
“ masalahnya, gue kepikiran sama sumpah gue... ketemu dia lagi aja udah bikin gue ketar-ketir, ini gue malah satu sekolah sama dia’ batin Acha, ia menatap Dea dan Zeva bergantian
“ aaaaaaaaaaaaaaaa” teriaknya, yang langsung mendapat protes dari siswa lain yang berada diperpus juga.
“ lo sih!” omel Zeva dengan suara yang malah terliahat seperti sedang berbisik, Acha kembali hendak berteriak, tetapi langsung dicegah oleh Zeva dan Dea, alhasil hanya rengekan kecil yang Acha keluarin.
.........
Bel suadah berbunya dari 2 jam yang lalu, tetapi laki2 ini baru saja hendak meniggalkan sekolah, Ia menenteng tas ransel hitamnya, dan berjalan santai melewati gerban batas antara Asrama pria dan wanita, pandangannya tertuju pada sebuah benda berbentuk kotak kecil, sebuah kertas klihatannya, ia terpaksa memungut benda itu, munkin sajakan iytu sangat penting untuk seseorang
“ Larissa Safanah . S” ejanya, “ kayanya ID card deh, sayang ga da fotonya, giman bisa gue balikin, males banget ngubrak ngabrik asrama cewe, Cuma buat ngasihin ini , ahh simpen aja dulu” ia pun berlalu meninggalkan tempat itu.
.......
Acha berdiri didepan cermin kamarnya
‘ kira2, gu bakal dapet kutukan apa yaa,, pa muka gue bakal ada bidur2nya, atau tiba2 tumbuh tompel segede biji duren di pipi gu,... atau muka gue bakal mrip sama mpok Nori....
“ AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA” Acha teriak sambil geleng2 sendiri
Ada yang membuka pintu kamarnya,
“ Acha, kamu kenapa?” orang itu dalah tante Ify, Acha hanya menundukkan kepalanya, tante Ify mendekatinya
“ ada masalah yaa, cerita deh sama mama!” Ify membelai rambut Acha
‘ masalah terberat Acha itu sebenernya yaa mama!’ batin Acha, ia mengerucutkan bibirnya
“ gak kok! Ga ada apa2, Acha cuman lagi bete aja” jawab Acha tak acuh, ai memeluk erat gulingnya
“ nga ada apa2 kok marah2, bete kenapa sih?” tanya Ify lagi, nada suaranya sangat lembut.
“ yaaa bete! Bete kan gak perlu ada alasannya!” jawab Acha masih terlihat angkuh
“ emmm... tapi mama rasa, kayanya bete kamu ada alasannya deh!” uajr Ify, tangannya memegang dagu, dan matanya ia sipitkan, ekspresi curiga
“ emmm....” Acha mulai panik, ia tak mau bercerita apapun dengan mamanya ini, “ kalo Acha bialang gak ada yaa, ngak ada, nga usah maksa deh!” ucapa Acha lagi, ia memalingkan wajahnya yang terlihat gelisah, Ify terkekeh
“ ya udah deh, mama gak maksa, tapi kalo emang masalahnya berat enaknya diceritain Cha, biar ga ngerasain sakit sendiri” Acha mengerjap, mulutnya masih mengatup.
“ yaa udah deh, mama tunggu ampe kamu siap aja..., ehh mama denger katanya mau camping di Asrama yang di cibodas, Acaranya lusa kan, kamu ga siap2.... mama bantuin yaaa” kata2 mama-nya membuat Acha tersadar selama seminggu ini apa saja yang ia kerjakan sehingga lupa mendaftarkan dirinya dalam acara itu, apa mungkin masih sempat, ahhhh... bisa yang penting ia membawa ID card-nya
“ ohh iyaaaa.. Acha belum daftar” pekik Acha
“ lhoo, erus gimana mau ikut Cha... ya udah sana daftar dulu, ntar keburu ga bisa lagi!” dengan cepat Acha menuju lemari pakainnya,  disana sudah tergantung baju seragamnya hari ini, di saku Rok Abu2 nya ia meletaknya ID card itu, ia merogoh kantong kanan roknya itu, tetapi tidak menemukan apa2. Pikirannya mulai panik, ia langsung mengobrak-abrik tas sekolahnya, sipa tau saja ID itu memang ia taruh di tas-nya
“ kenapa Cha ??” tany Ify melihat kekhawatiran diwjah putrinya itu, Acha menatapnya
“ ID card Acha nga adaaaaa” Ify sontak lansung melotot terkejut
.........
#tempat lain
 Seorang laki2, sedang asyik menerawang sebuah  benda kecil diantara kedua tangannya
“ siapa sih yang punya ID ini, yaa pasti yang namanya Larissa, lagian ni orang bego amat, ID card ampe bisa jatoh, ehh iyaa, bentar deh.. lusa kan Acara camping itu udah mulai yaaa.... beres2 dulu deh!” ia menympain kembali benda itu, didalam tasnya, Yup betul dia emang cowo yang udah nemuin ID card Acha + cowo yang udah beberapa hari ini ngeganggu kehidupan Acha, berantem di jalanan Cuma gara2 kaleng minuman nyungsep di mobil, tabrakan disekolah, dan mungkin beberapa hal2 aneh lainnya lagi yang belum terjadi.
Acha mencoba berbagai cara agar menemukan kembali ID itu dari mulai balik kesekolah, ngobrak-ngabrik isi sekolah, semua tong sampah udah dia jelajahi, semua tempat yang ia datangi, tapi nihil, benda itu seperti hilang ditelan bumi, untung saja selama mencari benda itu Acha ditemenin mamanya, jadi ga terlalu malu lah, harapan terakhirnya adalah kedua temannya, berharap ID itu terbawa oleh keduanya. Acha mulai mendial Nomer Hp Zeva di hpnya
“ hallo?” jawab Zeva
“HALO!Zee” sahut Acha panik
“apaan?’ tanya Zeva santai
“Zee, lo kebawa ID card gue ngak!?” tanya Acha cepat
“ engga, emang kenapa” JEDERRR.. petir menyambar dihati Acha, kayanya emang bener kalo ia gak bakal ikut acara itu
“ ID gue ilang Zeee” tangis Acha
“ hah! Gimana bisa” tanya Zeva ikutan panik
“ ga tau, gue taro di saku rok, tapi pas gue cari udah ga ada, gimana yaaa? Gue belon daftar acara itu” cerita Acha
“ haduhh, gimana donk Cha, masa mau malsuin ID tetep aja ketahuan”
“ huuuuuuuuaaaaaaaaaaaa... kayanya gue gak ikutan dehh Zee!! L

..........
 Tiba2 datang dan ngebawa semua kembali lagi, jujur gue bingung, lo selalu datang saat gue emang butuh, lo tau ga gimana rasanya, seperti menemukan hal yang selama ini gue cari, menemukan lo, emmm... mungkin gak tepat deh kalo gue bilang menemukan, kita uadah pernah bertemu diwaktu yang lain kan... jadi ini adalah gue yang menemukan lo lagi – Alvin
.....
Yaa ampun, gue berharap gak akan pernah lagi ketemu sama cowok sableng itu lagi! Bertemu dia, adalah hal yang paling buruk dikehidupan gue, kaya kata pepatah sumur digali airnya datang, apaun yang diharapkan pasti akan terwujud, pepatah ini berbalik 180 derajat di kehidupan gue, sumpah yang udah gue haturkan terpaksa meminta janjinya, gue ketemu Dia lagi, dan emang takdir gak akan pernah ada yang tau, semua jelas nampak transparan didepan gue, Ini akan jadi lebih buruk lagi, rasanya kaya makan buah pare yang rasanya pahit itu...... kenapa gue musti ketemu dia lagi – Acha
                                              ---- FIND U BACK
Fiinnnn... selesai dah Find u back-nya, hahahah banyak banget, maklun yaaa, ini bakal jd 4 part aja, jd setiapa partnya dibikin panjang, heheheee.... gue tampung semua kritik dan saran kalian di komentar yaaa... yain deh pasti banyak yang kritik, kebanyakan, capek mbacanya.... maaf yaaa, yng mau baca yaa hayuuu, yg ga ya udah, kita Cuma kasih sedikit karya + ngeramein aja
Buat yang mbacaa.. MAKASIH BANGET YAAAAAA J :D :*
I will not better without ur appreciation
Teruuss maaf yaa ada beberapa yang ga sesuai ma trailerr, soalnya ada yang gue hapus, hahahaaaaaa.. maaf banget J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar